Para Penunggang Kuda Poni Yang Mengubah Dunia

Perang Salib – Bagian 1

Perang Salib merupakan perang dua peradaban besar yang sedang menggeliat pada abad pertengahan. Keduanya— Islam dan Kristen— bertarung untuk saling mencari posisi, saling mengisi dan memengaruhi. Ada pedang yang beradu, ada buku yang terbakar, ada darah yang menggenang, ada yang menang dan ada yang kalah. Semuanya telah berpilin menjadi satu membentuk sejarah manusia.

SEJARAH

Pada abad X tak beranjak jauh dari Makkah, Palestina, Persia, Konstantinopel dan Baghdad. Berbagai suku bangsa datang dan pergi dari daerah-daerah tersebut. Mereka datang membawa kebudayaan mereka dan pergi membawa kebu- dayaan baru. Sebagaimana halnya angin membawa terbang putik-putik bunga, mereka, para suku bangsa yang lebih me- milih hidup nomaden, membawa kebudayaan baru tersebut menyebar pada jalan-jalan yang mereka lalui, dan menghirup kebudayaan baru yang belum mereka kenal.

Di antara suku bangsa yang mengembara itu terdapat orang-orang Turki Seljuk. Pada abad X mereka mulai me- ninggalkan padang penggembalaan yang luas di tepian laut Aral dan sungai Jaxartes. Mereka mengikuti kerabat mereka, yaitu suku Avar, Kuman, Bulgar, Hun dan Magyar, berderap dengan kuda poni menaklukkan Persia. Tubuh-tubuh mereka yang liat tertempa alam penggembalaan memudahkan mereka mengalahkan sebuah imperium yang pernah berjaya pada abad-abad sebelum masehi. Dari Persia mereka terus bergerak ke arah Baghdad, dan kemudian merebut kota tersebut pada tahun1055 M.

Sebagai suku bangsa nomaden yang tidak betah tinggal lama di suatu tempat, orang-orang Turki Seljuk terus bergerak. Keberanian, keuletan dan kelincahan mereka membuat suku- suku yang lain memilih menghindar. Pada tahun 1071 M dalam pertempuran Manzikert mereka mengalahkan Kekaisaran Bizantium. Pada pertempuran ini orang-orang Turki Seljuk dipimpin oleh Alp Arselan. Dengan kekuatan 15.000 prajurit mereka bisa mengalahkan pasukan Bizantium yang berkekua- tan 200.000 prajurit.

Rupanya tak ada yang bisa membendung gerak orang- orang Turki Seljuk. Kota-kota seperti Palestina, Siria dan Yerussalem berhasil mereka rebut pada tahun 1075 M. Dalam waktu tidak begitu lama mereka juga berhasil menduduki Asia Kecil, dan di tempat ini kemudian mendirikan Kekaisaran Rum. Maka sejak saat ini orang-orang Turki Seljuk berbon- dong-bondong ke Asia Kecil, memenuhi kota tersebut. Pen- duduk lama tempat ini, yaitu orang-orang berbahasa Yunani tergeser, yang berarti menandai berakhirnya kebudayaan Bizantium-Kristen.

MASUK ISLAMNYA PARA PENUNGGANG KUDA PONI

Para penunggang kuda poni ini terus melakukan gebrakan. Ketika kekuasaan lebih mapan, mereka meninggalkan agama lama, yaitu penyembahan terhadap berhala. Langkah revolusioner yang kemudian mereka ambil adalah menyatakan diri memeluk agama Islam dan mengumumkan sebagai musuh Kristen. Dengan masuknya orang-orang Turki Seljuk ini men- jadi Muslim secara langsung telah membangkitkan kembali kekhalifahan Baghdad yang mulai redup.

Setelah masuk Islam para penunggang kuda poni itu menjadi lebih beradab. Mereka yang pada awalnya tidak memperhatikan ilmu pengetahuan mulai sedikit demi sedikit memelajarinya. Cendekiawan dari berbagai daerah, khususnya dari Cordoba diundang untuk mengajarkan berbagai macam ilmu pengetahuan. Mereka juga mendatangkan berbagai macam buku.

Sedikit demi sedikit perubahan tersebut mulai tampak. Hal ini terlihat dari sistem pemerintahan yang mulai rapi dengan menganut sistem pemerintahan gaya Islam. Pun, pasukan mereka mulai ditata dengan baik. Penggabungan antara keberanian dan keuletan ini yang menjadikan orang- orang Turki Seljuk semakin ditakuti. Sekarang mereka bukan bangsa nomoden lagi melainkan bangsa modern yang menjadi saingan Kekaisaran Bizantium. Ada dua matahari yang tengah bersinar dikawasan Asia dan Eropa.

Tentu saja ketika dalam satu kawasan terdapat dua ma- tahari maka peperangan yang hebat tidak dapat dihindari. Mereka akan berebut daerah yang lebih luas agar sinar mereka bisa menyinari segala penjuru. Karena, siapapun yang sinarnya paling luas maka akan mempunyai pundi-pundi kekayaan yang lebih besar.

Related Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *